Al Habib ‘Ali bin Ja’far Al ‘Aydrus ini pernah lama tinggal di Subang Jawa barat-Indonesiadimasa kecil beliau,
Saya (Habib Munzir Al Musawwa) sering kunjung kepada Habib ‘Ali Al ‘Aydrus jika berkunjung ke Malaysia, beliau sangat memanjakan saya jika pendosa ini datang, beliau selalu tersenyum gembira,
Lalu saya minta do’a beliau maka beliau berdo’a, berbeda dengan tamu lain. Beliau menolak untuk berdo’a kecuali tamunya yg mesti berdoa,
Namun permintaan saya tak ditolak oleh beliau, seraya mengangkat tangannya setinggi tingginya hingga keatas kepala, kedua telapak tangannya dipadukan, dan wajah beliau menunduk..,
Lalu suara rintih keluar dari bibir beliau,benar benar gerakan do’a yang menggambarkan posisi yang sedang sangat mengemis pada Yang Maha Luhur.
Belum pernah saya lihat orang berdo’a dengan posisi sekhusyu’ dan seperti ini dalam merendahkan diri pada Allah SWT.
Setelah itu saya pamitan, padahal saya tahu kebiasaan beliau yang saya dengar dari semua orang yang mengunjungi beliau, jika waktu makan tak akan diizinkan pergi,
Saya berkata lembut : “saya pamit wahai Habib..”, beliau menunduk dan berkata lembut pula : “tidak makan dulu kah?”,
Saya menjawab : “saya pamit jika Habib ridho”, Beliaupun berdiri mengizinkan kepergian kami,
Lalu terbersit dihati saya : “aku terbebani hutang sangat besar karena masalah perluasan dakwah di Indonesia, mudah mudahan kedatanganku kesini bisa membuat Allah SWT menyelesaikan masalah hutang-hutangku..,
Beban beratku ini kutumpahkan pada Habib ‘Ali, semoga Allah SWT meringankanku”,demikian renungan saya sambil melangkah keluar dari kediaman beliau..
Saat itu saya tidak sendiri, ada beberapa orang yg bersama kami, mereka kagum dan berkata : “kami sering berkunjung kesini, belum pernah Habib ‘Ali mau berdo’a kecuali saat kamu yg memintanya,
Belum pernah Habib ‘Ali izinkan kami pamitan diwaktu makan kecuali saat kamu yg minta izin pulang..”,
Dan salah satu diantaranya adalah seorang pengusaha sukses, maka saat kami sudah keluar rumah, beliau memanggil orang itu, dan membisikinya sesuatu, lalu beliau masuk rumah..
Orang tersebut mendatangi saya, dan berkata : “Habib Ali berkata pada saya, kamu punya hutang dakwah yg besar dan berat yg harus dibayarkan, saya diperintah Habib ‘Ali untuk melunasi semua hutangmu”.
Saya kaget dan berpaling kepada Habib ‘Ali, ternyata beliau sudah masuk rumah menutup pintu..,Subhanallah…..
Beliau selalu memanjakan jika pendosa ini datang, sekali waktu saya datang silaturahmi, kepala ini penuh dengan permasalahan dakwah yg bagai gunung menindih, kesibukan, masalah perluasan, pengaturan dan lain-lain, maka saya datang dengan lemah, duduk dihadapan beliau,
Maka beliau diam, diam, lalu menggeleng-gelengkan kepala beliau, lalu menangis, dan berkata : Berat… berat.., sambil mengipasi dirinya dengan kipas ditangannya dan mengipasi saya pula..,
Tak lama saya pamit begitu saja, beliau berdoa lagi, belum sampai saya di Jakarta kecuali seluruh masalah dakwah telah selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar